Tapi kita terpaksa atau sempat melihat bagaimana mereka-mereka ini “dibuat” menghibur dengan dandanan aneh mereka, menyanyikan lagu-lagu cinta,lagu-lagu western, apalagi WOAW, kemarin saya nemu seorang kontestan ajang nyanyi menyanyikan lagu Material Girl-nya Madonna yang udah identik sama cap artis “nakal” Sah-sah aja, toh cuma sekadar lagu.
Tapi bagi saya dan sebagian orang, perempuan berjilbab itu lebih pantas bergelut di dunia yang lebih Islami, tanpa tanda kutip. Tapi kita nggak hidup di zaman batu. Orang berkerudung seakan punya “emansipasi” sendiri. Mereka berpikir, kerudung bukan “halangan” untuk berkarya. Itu benar, dan saya tahu, sebagian orang akan berkata, masih banyak hal yang perlu dikritisi. Toh mereka nggak telanjang di panggung, nggak berbuat asusila. Itu benar. Tapi jangan lupakan kebebasan seseorang berpendapat. Dan apa yang kita simak sekarang, adalah ITU. Toh kita semua nggak lupa betapa banyak orang-orang yang masih suka hal-hal berbau westernisasi atau musik luar. Selama itu nggak ngerusak akidah, ya akan dianggap ndak ada masalah.
Begitulah kalau seorang muslimah berjilbab masuk ke ranah hiburan Indonesia dalam hal ini televisi? Ya, dia akan lebih mencuri perhatian dengan penampilannya. Perempuan berkerudung dianggap pemandangan yang langka di tengah hingar bingar dunia showbiz yang identik ‘vulgar dan modern’. ‘Buktinya’ Fatin populer/dipopulerkan ajang pencarian bakat terbaru X Factor Indonesia di awal 2013.
Apakah jika dia hanya siswi biasa yang tak berkerudung, masyarakat ‘dunia’ tetap akan memujinya? Ataukah memang keahilian menyanyinya dianggap merdu dan enak sehingga layak diidolakan? Kenapa Fatin bisa sampai mendapat apresiasi Bruno Mars dan George Levendis, sang juri X Factor dunia sekaligus sahabat Simon Cowwel? Apakah karena publik ‘dunia’ melihat kualitas bernyanyinya, atau karena penampilannya? Apakah ini (kembali) sejenis “saatnya perempuan berkerudung unjuk gigi” dan seperti pula didukung oleh banyak remaja perempuan yang juga berkerudung? Dan tentunya mengulangi euforia kemenanangan Sunny, sang girlband hijabers pemenang pertama ajang pencarian bakat girlband/boyband SCTV yang saat ini malah menghilang bak ditelan bumi.
Apakah jika dia hanya siswi biasa yang tak berkerudung, masyarakat ‘dunia’ tetap akan memujinya? Ataukah memang keahilian menyanyinya dianggap merdu dan enak sehingga layak diidolakan? Kenapa Fatin bisa sampai mendapat apresiasi Bruno Mars dan George Levendis, sang juri X Factor dunia sekaligus sahabat Simon Cowwel? Apakah karena publik ‘dunia’ melihat kualitas bernyanyinya, atau karena penampilannya? Apakah ini (kembali) sejenis “saatnya perempuan berkerudung unjuk gigi” dan seperti pula didukung oleh banyak remaja perempuan yang juga berkerudung? Dan tentunya mengulangi euforia kemenanangan Sunny, sang girlband hijabers pemenang pertama ajang pencarian bakat girlband/boyband SCTV yang saat ini malah menghilang bak ditelan bumi.
Mungkin akan membuat sedikit didih untuk sekelompok anak muda yang mau-maunya diseret-seret fanatisme. Tapi sesuai prediksi, Fatin masuk dua besar/Grand Final, bersanding dengan Novita Dewi yang memiliki kualitas vokal “festival”.
Kenapa Fatin Mendadak Diidolakan
1. Pertama karena suaranya dianggap bagus. Padahal dia hanya cocok untuk genre musik tertentu. Indonesian Idol kemarin, punya banyak kontestan yang suaranya cuma cocok di genre musik jazz atau pop atau lagu-lagu super easy listening yang nggak susah dinyanyikan. Mereka-mereka ini akan kesusahan kalau menyanyikan lagu “susah” seperti tipikal lagu-lagu ballad Celine Dion atau Whitney Houston. Jadi saya pikir Novita Dewi adalah kontestan paling masuk akal untuk menang. Setiap penyanyi memang punya ciri khas. Andien, BCL, Shanty, mereka punya lagu-lagu tertentu yang pas untuk mereka. Sebab seorang penyanyi yang baik memang bukan penyanyi yang harus punya suara melengking dan sampai beberapa oktaf ala Mariah Carey.
2. Penampilannya yang berbeda. Sejujurnya saya suka seorang siswi SMA ikutan audisi X Factor Indonesia. Tapi saya tahu bakal “jadi apa” penampilannya pas ke depan. Ya, silakan lanjutkan.
3. Dianggap unyu dan polos. Banyak yang bilang dia memang memiliki sifat unyu sesuai umurnya. Setidaknya dia jauh lebih polos dan masuk akal ketimbang anggota Cherry Belle yang menurut sebagian orang sangat dibuat-buat itu. Tapi memang nggak ada yang senatural member-nya JKT 48. Boleh dibilang Fatin yang kalem, pemalu, dan unyu itu sudah menarik simpati masyarakat yang seusia dengannya.
4. Dia menyanyikan lagu populer. Ya, dia menyanyikan lagu Bruno Mars yang digilai remaja perempuan maupun laki-laki. Apalagi kemudian Bruno Mars memberi apresiasi khusus untuknya via twitter. Meskipun Mars sendiri juga memberikan apresiasi buat salah satu kontestan The Voice Indonesia.
5. Dia “dimanjakan”, dia “anak emas X Factor Indonesia atau RCTI. Fatin dianggap masih muda karena dia mewakili kategori anak-anak/remaja. Sebenarnya empat juri ini memberikan komentar halus dengan selera humor yang bagus dan ngemong pada finalis lain. Tapi kepada Fatin kadarnya jauh lebih tinggi. Saat lupa lirik, hal demikian dianggap tak masalah toh RCTI kembali ngulur-ngulur episode dengan titel “menuju Grand Final” tanpa ada satu orang pun yang keluar. Padahal ketetapan dua besar ini seharusnya berlangsung minggu kemarin. Tapi sudahlah :D
X Factor = Illuminati?
ILLUMINATI lagi illuminati lagi? Bikin mudah dipicingkan pembaca aja. Bukankah pemilik blog Enigma yang seharusnya bahas kayak beginian karena pengetahuannya lebih mumpuni. :D Memang santer terdengar kalau X dipercaya sebagai bagian dari illuminati Atmanegara, eh IllumiCATi, oke lupakan ..
ILLUMIcatI pic: catpic.com |
X konon dianggap sebagai simbol dewa matahari. Dan penggunaan X ini sudah familiar kita ketahui dari film atau komik seperti X-Files, X-Men, X-Ray, dan lain-lain (atau cuma itu doang? :P).
1. Dalam kelompok Freemasonry, ‘X’ sangat sering dipergunakan dalam hampir setiap kesempatan. Hal itu disebabkan karena lambang ini merupakan lambang asli bangsa Babylon kuno (bangsa ini merupakan salah satu bangsa idola dari Freemasonry).
2. “X” adalah tanda kesetiaan dan hukuman penalti yang akan diterima para anggotanya apabila membocorkan rahasia organisasi (lihat tulisan berikutnya tentang ‘X’ sebagai lambang kematian). Arti tanda ini kurang lebih sama dengan tanda pertama tadi yaitu mengingatkan sebuah hukuman yang akan datang apabila berani membocorkan rahasia mereka.
3. “X” sebagai Lambang Kematian. Tanda X bisa juga diartikan peringatan hukuman bagi yang melanggar peraturan / membocorkan rahasia organisasi. Penalti yang akan ditaggung adalah mungkin yang terburuk, yaitu kematian. Sang pemimpin kehormatan acara penguburan mengarahkan tangannya kearah kubur dengan telapak tangan mengarah ke kubur tersebut, diikuti para anggota yang lain lalu berkata, ‘To the grave we consign the mortal remains of our deceased brother.’ Kemudian tangan si mayat tersebut disilangkan pada daerah dadanya (membentuk huruf X) lalu jari – jarinya menyentuh bahunya.
4. “X” dan bangsa Mesir. Selain ‘All seeing eye’ (Legenda Ra) yang menjadi simbol kelompok illuminati, Legenda - legenda bangsa Mesir juga ternyata berkaitan dengan tanda ‘X’ tersebut.
Terlepas dari Simmon Cowwel membuat X Factor karena ingin lebih membuat ajang yang berbeda ketimbang American Idol, dan bahwa ia keturunan Yahudi, X Factor telah mendapat perhatian baik ketimbang “rivalnya” The Voice Indonesia. Yang menari, sebenarnya X Factor sendiri berarti Faktor X yang artinya suatu faktor tertentu yang membawa seorang penyanyi menarik dan mendapatkan perhatian banyak orang. Artinya seseornag nggak perlu punya vokal kayak penyanyi festival, siapa yang diminati orang banyak, itulah yang menjadi pemenangnya. Dalam hal ini Fatin bisa sangat mungkin menjadi pemenang.
Isu “ILLUMINATI” di X Factor Indonesia
Saking ngetopnya acara ini, bahkan kemarin Rossa nge-joke kalau mic emas yang dibawa Fatin itu sudah “di-shalawat- in dulu”. Penyanyi yang sempat pakai jilbab selepas umroh kemudian mendadak melepasnya ini begitu “lancar” mengulurkan selentingan itu. Bercandaan yang sebenarnya bikin miris. Meski hal ini “dipancing” cara Anggun membercandai Fatin, kalau mic emas Fatin adalah sebuah “JIMAT”. Dan jangan lupakan kalau emas juga merupakan bagian dari illuminati symbol. Di babak dua besar ketika mereka menyanyikan lagu kemenangan, hanya Fatin yang memegang mic berwarna emas, yang konon diselentingin Rossa sebagai mic yang beneran punya kadar emas di dalamnya. Apakah artinya itu merupakan tanda kalau Fatin akan menang karena memang “telah dipilih” oleh kelompok “itu”? :o
Konon dalam illuminati, emas merupakan simbol Illuminati untuk perempuan, kehidupan, atau kelahiran.Dalam proyek New World Order, pemerintah dunia harus berkutat pada satu sentral saja. Para pemerhati teori konspirasi percaya bahwa mata uang yang kita gunakan ini tak lebih dari kertas “biasa” sebab emas dan perak sesungguhnya telah “ditimbun” untuk mendukung gerakan menguasai dunia. Keadaan ini akan sangat menguntungkan kelompok freemason yang bisa seenaknya memainkan nilai tukar mata uang tersebut sehingga masyarakat dunia bisa dikendalikan dengan mudah.
Mic Emas. pic: youtube.com |
Mic hitam. Pic: youtube.com. |
Ngetopnya seorang cewek berjilbab kayaknya bikin definisi jilbab makin meluas. Jilbab tidak lagi diartikan sebagai identitas muslimah untuk menutup aurat dan agar lebih Islami, tapi sebagai pakaian yang “hanya sebatas pakaian”. Hingga secara nggak sadar kita udah semakin “liberal” dengan payung dan tameng bahwa berkesenian adalah milik siapa saja. Sampai-sampai ada tokoh partai dakwah yang menggemari acara ini karena salah satu pesertanya berkerudung. Seakan-akan gadis berjilbab yang tampil di TV adalag fenomena langka yang menakujubkan patut diapresiasi, dan “kemajuan bagi wanita berjilbab”. Amerika/orang barat yang berpaham liberal pun telah melihat ini semua, bagaimana salah satu kontestan itu sempat menjadi world wide trending topic.
Fatin “bisa jadi” merupakan aset “sementara” pemilik industri hiburan. Selain dijadikan “anak emas”, dia juga kemudian membintangi iklan sampo bersama Rossa. Semoga saja jika Fatin menang, maka nasibnya tidak akan menyamai nasib pemenang ajang pencarian bakat lain yang cuma populer sekali letup. Soal isu illuminati itu, ah, apa perlu dipercaya? Bukankah kita semua akan berkata, kalau ndak suka ama acaranya ya jangan dikritisin, tinggalin aja dah. Atau nikmati saja musiknya, JANGAN MIKIR MACEM-MACEM! Aman? AMAAAN … !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar